MODEL
PEMBELAJARAN MODUL
A.
PENGERTIAN MODUL
Secara
linguistik, term modul diambil dari bahasa Inggris “mudule” yang berarti”unit, bagian,atau juga bermakna kursus,
latihan, pelajaran berupa kursus yang lebih besar. Dalam kamus bahasa
Indonesia, term modul berarti “unit” usaha kecil dari satu pelajaran yang dapat
beroperasi sendiri”. Apabaila dikaitkan dengan pengertian “model” yang bermakna
“ pola, contoh, acuan, corak, dan lain sebagainya yang akan dibuat atau
dihasilkan, maka model modul adalah suatu unit pola atau contoh belajar yang
menarik perhatian peserta didik, sehingga ia dapat mencontoh, menyerap
pelajaran yang sudah dipolakan secara spesifik. Jadi, modul bermakna kumpulan
satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci dapat di deskripsikan
sebagai berikut kesatuan program :
1)
Tujuan-tujuan
intruksionil umum akan ditunjang pencapaiannya.
2)
Topik
yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
3)
Tuuan-tujuan
intruksionil khusus yang akan dicapai oleh peserta didik.
4)
Pokok-pokok
materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
5)
Kedudukan
dan fungsi satuan ( modu ) dalam kesatuan program yang lebih luas.
6)
Peranan
pendidik di dalam proses belajar mengajar.
7)
Alat-alat
dan sumber yang akan dipakai.
8)
Kegiatan-kegiatan
belajar yang harus dilakukan dan dihayati peserta didik secara berurutan.
9)
Lembaran-lembaran
kerja yang harus diisi oleh peserta didik.
10) Program evaluasi yang akan
dilaksanakan selama berjalannya proses belajar.
Dari
proses definisi tersebut diatas, dapatlah disimpulkan sifat-sifat khas daripada
modal, yaitu :
1)
Modal
merupakan unit (paket) pengajaran terkecil dan lengkap.
2)
Modul
itu memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncancanakan dan sistematik.
3)
Modul
memuat tujuan belajar (pengajaran) yang dirumuskan secara eksplisit dan
specipik.
4)
Modul
memungkinkan peserta didik belajar sendiri secara bebas (independent), modul memuat bahan yang bersifat self instrucsional.
5)
Modul
merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual, merupakan salah satu
perwujudan pengajaran individual.
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN MODUL
Tujuan pengajaran modul ialah membuka kesempatan bagi
peserta didik untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Dianggap bahwa
peserta didik tidak dapat mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama pula
dan bersedia mempelajari suatu mata pelajaran dalam waktu yang sama. Pengajaran
modul juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut cara
mereka masing-masing. Pengajaran modul yang baikmemberikan aneka ragam kegiatan
instruksional, seperti membaca buku pelajaran, buku perpustakaan, majalah dan
karangan lainnya, mempelajari gamar, foto, diagram, melihat film, slides, mendengarkan audio tape,
audio visual, mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan lain sebagainya. Tujuan
selanjutnya, pengajaran modul ialah memberi pilihan dari sejumlah topik dalam
suatu pelajaran, bila dianggap bahwa peserta didik tidak mempunyai pola minat
yang sama atau motovasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Disamping
itu, tujuan pengajaran modul juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengenal kelebihan dan kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui
modul, ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar. Modul sering memberikan
evaluasi untuk mediagnosis kelemahan peserta didik selekas mungkin agar
diperbaiki dan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik
untuk mencapai hasil yang maksimal. Jadi, modul yang disusun secara baik dapat
memberikan feedback yang banyak sehingga
peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. Kesalahan segera dapat
diperbaiki dan tidak dibiarkan begitu saja seperti halnya dengan pengajaran
tradisional, ulangan hanya diberikan beberapa kali dalam satu semester.
C. UNSUR-UNSUR
MODUL
Satuan terdiri dari komponen utama yaitu :
1.
Rumusan
tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan penejaran atau tujuan
belajar tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik,
masing-masing rumusan tujuan itu melukiskan tingkah-laku mana yang diharapkan
dari peserta didik setelah mereka menyelesaikan tugasnya dalam mempelajari
sesuatu modul. Rumusan tujuan pengajaran atau tujuan belajar itu tercantum pada
bagian (a) lembaran kegiatan peserta didik.
2.
Petunjuk
untuk pendidik. Petunjuk untuk pendidik ini memuat penjelasan tentang bagaimana
pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efisien. Petunjuk pendidik juga
memuat penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang harus dilakukan oleh kelas,
waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul yang bersangkutan, alat-alat
pelajaran dan sumber yang harus dipergunakan, prosedur evaluasi, dan jenis alat
evaluasi peserta didik/peserta didik.
3.
Petunjuk
untuk peserta didik/peserta didik. Pada komponen ini terdapat berbeda hal, di
antaranya: Identifikasi modul yang tampak pada sampul atau jilid mengenai nomor
modul, kelas dan waktu yang disediakan. Petunjuk untuk anak yang berupa
penjelasan tentang topik yang diberikan, pengerahan tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dan waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul.
Tujuan pelajaran yang hendak di capai oleh anak, pokok-pokok materi yang harus
dipelajari, alat-alat peraga yang hendak dipergunakan dan petunjuk tentang
kegiatan belajar baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas dan mencocokan
dengan jawabannya maupun cara-cara mengisi lembaran-lembaran kegiatan peserta
didik/peserta didik.
4.
Lembaran
kegiatan peserta didik, lembarna ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Materi dalam lembaran kegiatan peserta didik itu
disusun secara khusussedemikian rupa sehingga dengan mempelajari materi
tersebut tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu dapat tercapai,
materi pelajaran itu disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematik
sehingga peserta didik dapat mengikutinya dengan mudah dan tepat. Dalam
lembaran kegiatan itu dicantumkan pula kegiatan-kegiatan (obseevasi, percobaan,
dsb) yang harus dilakukan oleh peserta didik. Di situ dapat pula dicantumkan
buku-buku yang harus dipelajari peserta didik sebagai pelengkap materi yang
terdapat dalam modul.
5.
Lembaran
kerja. Lembaran ini merupakan lembaran yang memungkinkan anak belajar sendiri
baik dalam bentuk pedoman observasi maupun tempat mengerjakan tugas-tugas.
Dalam lembaran kerja ini nampak topik-topik berupa persoalan yang harus
dikerajakan dalam format-format tertentu.
Lembaran
kerja yang telah diisi dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi pendidik dan
sebagai catatan anak untuk belajar di luar pelajaran nanti. Selain lembaran
kegiatan peserta didik/peserta didik yang harus dipelajari oleh mereka juga
diberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai hasil pelajarannya sendiri.
Jawaban-jawaban yang tepat untuk masalah untuk masalah-masalah di lembaran
kerja disertakan ke dalam paket modul.
6.
Kunci
lembaran kerja. Materi pada modul itu tidak saja disusun agar peserta didik
senantiasa aktif memecahkan maslah-masalah, melainkan juga dibuat agar peserta
didik dapat mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Sebab itu pada tiap-tiap
modul selalu disertakan kunci lembaran kerja. Kadang-kadang kunci lembaran kerja
itu telah tersedia pada buku modul, kadan-kadang kunci tersebut harus diminta
pada pendidik. Dengan adanya kunci tersebut, peserta didik dapat mengecek
ketepatan hasil pekerjaannya. Peserta didik berkesempatan memeriksa dan
mengoreksi kembali apabila dia membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya.
7.
Kunci
lembaran evaluasi. Test dan rating scale yang tercantum pada lembaran evaluasi
itu disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Item-item tes itu disusun dan
dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul. Sebab itu dari hasil jawaban
peserta didik terhadap test tersebut dapatlah diketahui tercapai atau tidaknya
tujuan yang dirumuskan pada modul yang bersangkutan. Kunci jawaban test dan
rating scale itu juga disusun oleh penulis modul 1.
D. PERANAN
DAN TUGAS PENDIDIK
1.
Pada
saat akan dimulainya sesuatu modul pendidik harus mempelajari segala masalah tentang
pelaksanaan modul.
2.
Pada
saat berlangsungnya proses belajar. Pendidik harus kreatif sesuai dengan
hakekat proses belajar dengan modukl ialah mengenal.
a.
Melaksanakan
tugas yang digariskan dalam pedoman pendidik.
b.
Peserta
didik tidak boleh mengerjakan lembaran kerja sebelum selesai dengan lembaran
kegiatan yang mendahuluinya.
c.
Peserta
didik tidak perlu segera menyelesaikan modul.
d.
Memberi
kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan pada pendidik/kawan
yang lebih tahu.
e.
Pendidik
mengadakan pengecekan keliling.
3.
Pada
saat peserta didik selesai dengan seluruh kegiatan peserta didik dan lembaran
kerja :
a.
Mencek
penguasaan anak pada isi modul.
b.
Jangan
cepat-cepat mengambil modul yang kelihatan sudah selesai tetapi belum
diserahkan.
c.
Memberikan
test pada anak yang telah selesai mengerjakan lembaran kegiatan dan lembaran
kerja.
4.
Saat
peserta didik telah menyelesaikan test akhir modul :
a.
Bagi
peserta didik yang telah selesai test score 75% dapat diberi.
-
Mengerjakan tugas pengayaan.
-
Kesempatan
mengikuti modul berikutnya.
b.
Anak
dengan score dibawah 75%; pendidik hams segera melakukan identifikasi item-item
yang tidak dapat diselesaikan.
c.
Peserta
didik dengan score minimal :
-
Diberi
bimbingan khusus.
-
Berdiskusi
dengan pihak Bimbingan Konseling.
5.
Dalam
proses memberikan umpan balik lagi kepentingan penyempurnaan modul, pendidik
diharapkan memberi saran perbaikan terutama yang belum memuat pada format
evaluasi.
6.
Memberikan
pengayaan, pendidik mendapat waktu yang lebih banyak untuk memberikan ceramah
atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan bagi peserta didiknya.
7.
Kebebasan.
Pengajaran modul membebaskan pendidik rutinitas yang membelegunya selama ini.
Pendidik dibebaskan dan persiapan pelajaran karena seluruh materi telah
disediakan oleh modul yang telah disusunnya.
8.
Mencegah
Kemubaziran, sebagaimana diketahui bahwa mudul adalah satuan pelajaran yang
berdiri sendiri mengenai topik tertentu dan dapat digunakan dalam berbagai mata
pelajaran. Dengan demikian, modul dapat digunakan oleh berbagai
sekolah/madrasah, fakultas atau jurusan dan karena itu tidak perlu disusun
kembali oleh pihak yang memerlukannya. Hal ini berarti adanya penghematan waktu.
E. LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUN MODUL
1.
Perumusan
tujuan-tujuan
Tujuan-tujuan
pada suatu modul merupakan sertifikasi yang seharusnya telah dimiliki oleh
peserta didik setelah dia berhasil menyelesaikan modul tersebut, harus
dirumuskan terlebih dahulu.
2.
Menyusun
Post Test.
Post
Test disusun dengan tujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil
menguasai tujuan pengajaran yang telah digariskan. Selain itu post test juga
berfungsi untuk mengetahui kelemahan peserta didik.
3.
Menganalisa
Entry Behavior.
Entry Behavior (pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimiliki peserta didik) sebelum mempelajari suatu modul dipergunakan,
harus diteliti dengan melaksanakan entry
test
4.
Pemilihan
Media
Media
pendidikan yang dapat membantu penyusunan dan penyajian bahan harus dipilih
yang sesuai dengan bahan yang disajikan. Dengan media yang tepat peserta didik
dapat dibantu mencapai tujuan digariskan.
5.
Try out
Try
out terhadap modul dilakaukan untuk mendapat modul yang valid sesuai sehingga
peserta didik dapat mencapai kriterium yang diharapkan sesuai dengan
tujuan-tujuan yang dirumuskan dalam modul.
6.
Evaluasi
Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui efektifitas modul.
F. PELAKSANAAN
Untuk mempelajari suatu modul, peserta
didik harus memiliki bahan epersepsi atau entry behavior yang diperlukan.
Apabila pengetahuannya tidak memadai, ia akan menghadapi kesulitan dan karena
itu ia sebaiknya diberikan pengajaran remedial. Entry behavior ini diselidiki
memlaui suatu pre-test. Akan tetapi bila ia telah menguasai pre-test
sepenuhnya, ini berarti bahwa ia juga telah menguasai modul tersebut. Dalam hal
ini, peserta didik dapat melampaui modul dan segera meningkat ke modul
berikutnya.